I just hold my breath
And the story is just about to start.....
Sunday, November 02, 2008
Thursday, June 28, 2007
Awarded The Best Ten Students
Monday, June 04, 2007
Never regret
Monday, March 19, 2007
Gifo
Sunday, March 11, 2007
Me and Perempuan Untuk Politik (PUTIK)
Friday, February 09, 2007
What a day!
I didn’t plan my day as it is today. Sepulang Yoga, ada SMS. Mba bisa ke Horison ngga jam 11.30?. tarrrraaa.. another IRI Project!! Tapi memang begitulah gayanya para NGO “beroperasi”. Bikin appointment untuk waktu 45 menit kedepan. Yang ini masih lumayan karena I don’t have to prepare anything with me. Inget waktu presentasi e-literacy training? Laptop waktu itu lagi diperbaiki. Materi ada disitu semua… diminta presentasi 1 jam kedepan. Tapi everything is finally oke…. Kata suami aku pinter ngibul!! Harus!! If you are a freelancer, you are the marketer for yourself.
Dan this will be project, mengenai pelatihan untuk perempuan yang duduk di parlemen, jadi berhubungan dengan local political issue seperti Pilkada, kebijakan partai untuk kaum perempuan, seberapa besarnya keberpihakan kepada kaum perempuan dsb. Menarik banget. Yang lebih menariknya, the person behind project-project ini adalah kaum perempuan! Meskipun I am not interested in political issue (tapi mau ngga mau sekarang harus banyak baca ), tapi saya jadi ikut bersemangat. Seperti dapat pengetahan baru, betapa tidak proporsionalnya jumlah perempuan yang bisa duduk di pemerintahan, baik dari tingkat paling bawah sampai atas, dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia ini.
Kalau boleh kilas balik, kenapa dulu saya ngga tertarik dengan NGO-NGO yang membela hak-hak kaum perempuan ya? Saya kenal aktivis perempuan yang memperjuangkan gender issues dan feminisme, setelah saya nerjemahin project mereka. Saya juga tahu bagaimana nasib para woman migrant workers, kaum perempuan yang karena terdesak keadaan ekonomi, harus meninggalkan kampong halamannya untuk bekerja di negara orang. Ngga jarang mereka mendapat perlakuan yang tidak baik. Atwin, temen, malah nulis buku tentang feminisme. Sekarang bahkan lagi ngambil her Doctorate degree di Women's Studies Monash University. Hebat bukannn??
Aku malah bertahun-tahun berkutat dengan STEL, Cross Connection Cabinet, erection of pole, aerial cable, burried cable, manhole, DP, OSP, Waspang….. Very-very unwireless!!!!
I didn’t plan my day as it is today.. padahal aku sebetulnya punya another appointment at 10 sama ibu-ibu di kompleks. Penting juga, ketika kita bisa ketawa, talking over nothing, telling each other how’s life, it is me time, the time of my own!
Dan this will be project, mengenai pelatihan untuk perempuan yang duduk di parlemen, jadi berhubungan dengan local political issue seperti Pilkada, kebijakan partai untuk kaum perempuan, seberapa besarnya keberpihakan kepada kaum perempuan dsb. Menarik banget. Yang lebih menariknya, the person behind project-project ini adalah kaum perempuan! Meskipun I am not interested in political issue (tapi mau ngga mau sekarang harus banyak baca ), tapi saya jadi ikut bersemangat. Seperti dapat pengetahan baru, betapa tidak proporsionalnya jumlah perempuan yang bisa duduk di pemerintahan, baik dari tingkat paling bawah sampai atas, dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia ini.
Kalau boleh kilas balik, kenapa dulu saya ngga tertarik dengan NGO-NGO yang membela hak-hak kaum perempuan ya? Saya kenal aktivis perempuan yang memperjuangkan gender issues dan feminisme, setelah saya nerjemahin project mereka. Saya juga tahu bagaimana nasib para woman migrant workers, kaum perempuan yang karena terdesak keadaan ekonomi, harus meninggalkan kampong halamannya untuk bekerja di negara orang. Ngga jarang mereka mendapat perlakuan yang tidak baik. Atwin, temen, malah nulis buku tentang feminisme. Sekarang bahkan lagi ngambil her Doctorate degree di Women's Studies Monash University. Hebat bukannn??
Aku malah bertahun-tahun berkutat dengan STEL, Cross Connection Cabinet, erection of pole, aerial cable, burried cable, manhole, DP, OSP, Waspang….. Very-very unwireless!!!!
I didn’t plan my day as it is today.. padahal aku sebetulnya punya another appointment at 10 sama ibu-ibu di kompleks. Penting juga, ketika kita bisa ketawa, talking over nothing, telling each other how’s life, it is me time, the time of my own!
Tuesday, January 30, 2007
Orang Miskin Dilarang Sekolah
I never read that book, tapi kayanya saya setuju banget sama phrase orang miskin dilarang sekolah. Never have in mind kalau perkara nyari sekolah bisa bikin pusing tujuh keliling. Diaddra (my first son), insya allah akan lulus SMP within 4 months, UAN 2007 bulan April. Ngikutin ritme kelas akselerasinya dia aja juga sebetulnya udah bikin mumet. Setuju ngga setuju sih dengan kelas akselerasi ini. Mungkin niat dan program asalnya sangat baik yaitu untuk mengarahkan anak dengan kemampuan diatas rata-rata, tetapi jika tidak ditunjang dengan kesiapan SDM disekolah yang dipercaya punya kelas akselerasi, akhirnya kesannya seperti pendidikan diluar sekolah. It means, orangtua harus memberikan pembimbing privat untuk mengejar semua materi berdasarkan kurikulum. Stressful bener-bener.
Then, another stressful phase…..
Awal januari aku hunting sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Intinya, aku nyari boarding school dengan kualitas yang baik. I have just really realized bahwa pendidikan berkualitas di negeri ini sangatlah mahal…. Info lengkap survey sekolahnya gini:
SMA Bina Nusantara Serpong. Test penerimaan tgl. 13 Januari lalu. Materi test: Math in English dan Interview in English. Diaddra udah lolos, tapi pertimbangannya masih sangat panjang…. Uang pangkal Binus serpong Rp. 15 juta. Uang sekolah Rp. 1.500.000/bln.
Insan Cendekia Boarding School (our most favorite), Serpong. Uang pangkal Rp. 25 jt. School fee Rp. 2,5 jt/bl
Insan Cendekia Al Kautsar BoardingSchool (Parung Kuda). Uang pangkal Rp. 29 jt. Uang tahunan Rp. 2,9 jt. School fee Rp. 2,95 jt.
SMA President Boarding School, Cikarang. Uang pangkal Rp. 12 jt. School fee Rp. 40 jt/tahun.
SMA Islamic International Boarding School, Cikarang. Uang tahunan Rp. 25jt/tahun. School fee Rp. 2,5 jt/bulan.
SMA Dwi Warna Boarding School Parung. Uang pangkal Rp. 40 jt. School fee Rp. 4 jt/bl.
SMALab School Kebayoran. Uang pangkal Rp. 16 jt. School fee Rp. 400 rb/bl.
SMA Taruna Nusantara, Magelang
SMA Krida Nusantara Boarding School. Cipadung Bandung
Anakku kepingin banget sekolah di Lab School, tapi karena jarak antara BSD ke Kebayoran lumayan jauh, apalagi pada hari-hari tertentu kegiatan di LabSchool dimulai pagi sekali, jadi dengan terpaksa aku ngga janji dengan possibilities dia sekolah di Lab School.
Sekarang, kita lagi nunggu pendaftaran di Insan Cendekia. Lokasinya deket sama rumah BSD, Ibu dan adik-adik juga tinggal di BSD. Pokoke, BSD minded deh… eh waktu kita makan di Pecel Madiun yang ada taman luasnya itu, disebelahnya ternyata kompleksnya Insan Cendekia.. wah bisa pesen pecel lewat pager dunk!
Then, another stressful phase…..
Awal januari aku hunting sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Intinya, aku nyari boarding school dengan kualitas yang baik. I have just really realized bahwa pendidikan berkualitas di negeri ini sangatlah mahal…. Info lengkap survey sekolahnya gini:
SMA Bina Nusantara Serpong. Test penerimaan tgl. 13 Januari lalu. Materi test: Math in English dan Interview in English. Diaddra udah lolos, tapi pertimbangannya masih sangat panjang…. Uang pangkal Binus serpong Rp. 15 juta. Uang sekolah Rp. 1.500.000/bln.
Insan Cendekia Boarding School (our most favorite), Serpong. Uang pangkal Rp. 25 jt. School fee Rp. 2,5 jt/bl
Insan Cendekia Al Kautsar BoardingSchool (Parung Kuda). Uang pangkal Rp. 29 jt. Uang tahunan Rp. 2,9 jt. School fee Rp. 2,95 jt.
SMA President Boarding School, Cikarang. Uang pangkal Rp. 12 jt. School fee Rp. 40 jt/tahun.
SMA Islamic International Boarding School, Cikarang. Uang tahunan Rp. 25jt/tahun. School fee Rp. 2,5 jt/bulan.
SMA Dwi Warna Boarding School Parung. Uang pangkal Rp. 40 jt. School fee Rp. 4 jt/bl.
SMALab School Kebayoran. Uang pangkal Rp. 16 jt. School fee Rp. 400 rb/bl.
SMA Taruna Nusantara, Magelang
SMA Krida Nusantara Boarding School. Cipadung Bandung
Anakku kepingin banget sekolah di Lab School, tapi karena jarak antara BSD ke Kebayoran lumayan jauh, apalagi pada hari-hari tertentu kegiatan di LabSchool dimulai pagi sekali, jadi dengan terpaksa aku ngga janji dengan possibilities dia sekolah di Lab School.
Sekarang, kita lagi nunggu pendaftaran di Insan Cendekia. Lokasinya deket sama rumah BSD, Ibu dan adik-adik juga tinggal di BSD. Pokoke, BSD minded deh… eh waktu kita makan di Pecel Madiun yang ada taman luasnya itu, disebelahnya ternyata kompleksnya Insan Cendekia.. wah bisa pesen pecel lewat pager dunk!
Look to this day
Look to this day:
For it is life, the very life of life.
In its brief course
Lie all the verities and realities of your existence.
The bliss of growth,
The glory of action,
The splendour of achievement
Are but experiences of time.
For yesterday is but a dream
And tomorrow is only a vision;
And today well-lived, makes
Yesterday a dream of happiness
And every tomorrow a vision of hope.
Look well therefore to this day;
Such is the salutation to the ever-new dawn!
For it is life, the very life of life.
In its brief course
Lie all the verities and realities of your existence.
The bliss of growth,
The glory of action,
The splendour of achievement
Are but experiences of time.
For yesterday is but a dream
And tomorrow is only a vision;
And today well-lived, makes
Yesterday a dream of happiness
And every tomorrow a vision of hope.
Look well therefore to this day;
Such is the salutation to the ever-new dawn!
Sunday, December 10, 2006
Saturday, December 02, 2006
Do you love me
A lover asked his beloved,
Do you love yourself more
than you love me?
The beloved replied,
I have died to myself
and I live for you.
I’ve disappeared from myself
and my attributes.
I am present only for you.
I have forgotten all my learning,
but from knowing you
I have become a scholar.
I have lost all my strength,
but from your power
I am able.
If I love myself
I love you.
If I love you
I love myself.
Do you love yourself more
than you love me?
The beloved replied,
I have died to myself
and I live for you.
I’ve disappeared from myself
and my attributes.
I am present only for you.
I have forgotten all my learning,
but from knowing you
I have become a scholar.
I have lost all my strength,
but from your power
I am able.
If I love myself
I love you.
If I love you
I love myself.
Sunday, October 08, 2006
Inspired by Work at Home Mom Community
Just want to share this story..
Mostly inspired by work at home mom community, finally..aku ikut berjualan di Bazaar Ramadhan. Ini pengalaman pertama saya berjualan pakaian, aksesories dan jilbab. My track record in business adalah Gallery Phraya (I'll tell you later about this one). Alhamdullilah, saya tidak dibuat "jera".. pembeli selalu ada, barang terus berkurang. Dari pengalaman ini aku cukup bisa menarik beberapa kesimpulan, jika berjualan upayakan barang yang kita jual unik, tidak terlalu pasaran. Ada padanannya, misalnya jika berjualan jilbab hijau, alangkah baiknya juga menyediakan pernik asesories bernuansa hijau seperti bros, kalung, gelang atau lainnya.Pembeli yang tadinya hanya mau beli jilbab aja malah juga tertarik beli brosnya. Tetapi diatas semua itu, Ramadhan memang waktunya berbagi. Itu sebabnya ada pembeli yang membeli bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi untuk diberikan ke pihak lain atau saudara-saudaranya.
Selain ikutan bazaar, I also keep myself busy with teaching, udah gitu juga I am in the middle of something.. hi-hi.. sesuatu yang berhubungan dengan e-literacy training for DPRD. Kerjaan gabungan sama temen-temen di Pasca Unhas yang sampai sekarang masih menjadi teman meskipun aku engga selesai karena pindah ke Bali (hik).Pernah karena diminta presentasi dadakan didepan project managernya yang expat, aku yang memang lagi mobile on the way ke tempat mengajar, langsung aja ngajak suami nemenin presentasi. He is actually my partner in business.
My other assignment tentu saja antar jemput anak-anak sekolah dan les mereka. Suatu siang, saya menjemput Devara, anak kedua yang kelas 1 SMP. Dari rumah udah'ta bawain baju dan buku les, maksudnya supaya ngga usah pulang dulu kerumah (jarak dari sekolah kerumah kalau lewat tol 30 minutes drive). Ternyata siang itu dia "mogok" les dengan alasan capek dan pingin tidur. Aku ya ngga maksain. Anakku itu badannya tidak sesubur Mas nya. Sambil nyetir, aku tegur dia.. kamu kok kurus banget si Dev!. Beberapa saat kemudian, sambil tidur meringkel menghadap keluar jendela mobil dia bilang.. Bulan puasa tahun lalu aku engga kurus karena makannya selalu enak-enak.. itu sebelum ibu ngajar sama jual-jual (maksudnya berjualan itu lho..!) Waduuuuh... nyessss banget rasanya.. Pulangnya langsung aku bikinin makaroni schotel sama puding kesukaannya.
"Komplain"nya Devara itu aku jadikan teguran halus... ibu jangan keasikan sibuk ya....
But anyway, tagl 14 nanti aku mudik ke jakarta (lucu ya mudik kok ke jakarta). engga sabar deh nunggunya....
Mostly inspired by work at home mom community, finally..aku ikut berjualan di Bazaar Ramadhan. Ini pengalaman pertama saya berjualan pakaian, aksesories dan jilbab. My track record in business adalah Gallery Phraya (I'll tell you later about this one). Alhamdullilah, saya tidak dibuat "jera".. pembeli selalu ada, barang terus berkurang. Dari pengalaman ini aku cukup bisa menarik beberapa kesimpulan, jika berjualan upayakan barang yang kita jual unik, tidak terlalu pasaran. Ada padanannya, misalnya jika berjualan jilbab hijau, alangkah baiknya juga menyediakan pernik asesories bernuansa hijau seperti bros, kalung, gelang atau lainnya.Pembeli yang tadinya hanya mau beli jilbab aja malah juga tertarik beli brosnya. Tetapi diatas semua itu, Ramadhan memang waktunya berbagi. Itu sebabnya ada pembeli yang membeli bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi untuk diberikan ke pihak lain atau saudara-saudaranya.
Selain ikutan bazaar, I also keep myself busy with teaching, udah gitu juga I am in the middle of something.. hi-hi.. sesuatu yang berhubungan dengan e-literacy training for DPRD. Kerjaan gabungan sama temen-temen di Pasca Unhas yang sampai sekarang masih menjadi teman meskipun aku engga selesai karena pindah ke Bali (hik).Pernah karena diminta presentasi dadakan didepan project managernya yang expat, aku yang memang lagi mobile on the way ke tempat mengajar, langsung aja ngajak suami nemenin presentasi. He is actually my partner in business.
My other assignment tentu saja antar jemput anak-anak sekolah dan les mereka. Suatu siang, saya menjemput Devara, anak kedua yang kelas 1 SMP. Dari rumah udah'ta bawain baju dan buku les, maksudnya supaya ngga usah pulang dulu kerumah (jarak dari sekolah kerumah kalau lewat tol 30 minutes drive). Ternyata siang itu dia "mogok" les dengan alasan capek dan pingin tidur. Aku ya ngga maksain. Anakku itu badannya tidak sesubur Mas nya. Sambil nyetir, aku tegur dia.. kamu kok kurus banget si Dev!. Beberapa saat kemudian, sambil tidur meringkel menghadap keluar jendela mobil dia bilang.. Bulan puasa tahun lalu aku engga kurus karena makannya selalu enak-enak.. itu sebelum ibu ngajar sama jual-jual (maksudnya berjualan itu lho..!) Waduuuuh... nyessss banget rasanya.. Pulangnya langsung aku bikinin makaroni schotel sama puding kesukaannya.
"Komplain"nya Devara itu aku jadikan teguran halus... ibu jangan keasikan sibuk ya....
But anyway, tagl 14 nanti aku mudik ke jakarta (lucu ya mudik kok ke jakarta). engga sabar deh nunggunya....
Sunday, September 10, 2006
Diaddra in Symphony Prelidium Concert
Saturday, September 09, 2006
Pak Yusuf, don’t you feel more at home in your own hometown?
Beberapa hari terakhir, atmosphere kota Makassar agak beda dan lebih gerah. Lagi banyak event, Kongres Nasional Dokter Anak, BAHARI 2006, Konser-konser artis termasuk KDI (Gosh…. KDI di Makassar jadi kaya acara apaaa gitu…….). Kota penuuuuuh banget sama umbul-umbul, kotor, rame, ngga enak diliat. Sampe-sampe setelah lewat Pantai Losari, Dristand, my third son, bilang lagi… bu aku mau liat pantai… lho barusan kan udah.. tapi pantainya ketutup sama umbul-umbul Dji Sam Soe…!!!
Trus.. mulai hari Sabtu kemarin (tgl 9 sept)… polisi ada dimana-mana….beberapa truk parkir di halaman bekas Studio 21 Jl. Ratulangi. Dari pagi misoa juga udah diteleponin dan dia juga sibuk nerima SMS. Katanya RI2 mau dateng, jadi fasilitas komunikasi harus dikawal…. Oooooooo itu toh? Pantesan aja daerah menuju pantai yang ada lokasi kediaman pribadi Pak Yusuf itu jadi lebih banyak aparat. Setengah jalur jalannya kan memang sudah ditutup untuk pengguna jalan umum.
Tadi pagi, sepulang dari bandara, tepatnya waktu aku sampai di Tamalanrea, satu jalur jalan menuju Makassar di stop. (jalur kiri), sementara jalur kanannya udah kosong. I am waiting for almost 10 minutes.. di harian Fajar kemarin aku baca jadwalnya Pak Yusuf hari ini adalah ikutan UNHAS Golf Tournament di Lap. Golf Badoka. Berarti ada rombongan wakil presiden menuju Lapangan Golf nih! Tapi terus terang, I feel surprised and disturbed to see a rather exaggerated convoy. Konvoynya diawali oleh pengawal bermotor (sayang.. aku engga ngambil fotonya ya..), trus mobil-mobil Polisi Militer, Polisi atau Tentara .. setelah itu ada B2, B4, mobil-mobil yang mungkin satuan pengawal, trus mobil-mobil pejabat daerah, mobil militer lagi daaaan setelah itu pasukan Gegana sekitar 20an motor! Dibelakangnya masih ada dong mobil militer lagi …. Mau main Golf aja repot banget ya…
Pak Yusuf, this is your own hometown, don’t you feel more at home here than in some other places? Tanpa perlu pamer pengawalanpun masyarakat Makassar udah tau banget kalau bapak tuh wakil presiden. Lagian Bapak tuh ngerasa jadi targetnya siapa sih? Bapak pasti sadar kalau semua mata baik yang ada dipinggir jalan atau yang ada diantrean mobil semua tertuju ke rombongan Bapak, rombongan yang bagi para “pelihat” sebagai The Untouchable… Kalau Bapak pergi keluar kota, mobil yang dikendarai selalu berplat B2 ya Pak? Disediakan local dari kota setempat atau “imported” dari Jakarta? Saya jadi inget waktu pernah nonton di Discovery Channel, pengamanan untuk US President.
But this is your own hometown… don’t you feel more at home????
Trus.. mulai hari Sabtu kemarin (tgl 9 sept)… polisi ada dimana-mana….beberapa truk parkir di halaman bekas Studio 21 Jl. Ratulangi. Dari pagi misoa juga udah diteleponin dan dia juga sibuk nerima SMS. Katanya RI2 mau dateng, jadi fasilitas komunikasi harus dikawal…. Oooooooo itu toh? Pantesan aja daerah menuju pantai yang ada lokasi kediaman pribadi Pak Yusuf itu jadi lebih banyak aparat. Setengah jalur jalannya kan memang sudah ditutup untuk pengguna jalan umum.
Tadi pagi, sepulang dari bandara, tepatnya waktu aku sampai di Tamalanrea, satu jalur jalan menuju Makassar di stop. (jalur kiri), sementara jalur kanannya udah kosong. I am waiting for almost 10 minutes.. di harian Fajar kemarin aku baca jadwalnya Pak Yusuf hari ini adalah ikutan UNHAS Golf Tournament di Lap. Golf Badoka. Berarti ada rombongan wakil presiden menuju Lapangan Golf nih! Tapi terus terang, I feel surprised and disturbed to see a rather exaggerated convoy. Konvoynya diawali oleh pengawal bermotor (sayang.. aku engga ngambil fotonya ya..), trus mobil-mobil Polisi Militer, Polisi atau Tentara .. setelah itu ada B2, B4, mobil-mobil yang mungkin satuan pengawal, trus mobil-mobil pejabat daerah, mobil militer lagi daaaan setelah itu pasukan Gegana sekitar 20an motor! Dibelakangnya masih ada dong mobil militer lagi …. Mau main Golf aja repot banget ya…
Pak Yusuf, this is your own hometown, don’t you feel more at home here than in some other places? Tanpa perlu pamer pengawalanpun masyarakat Makassar udah tau banget kalau bapak tuh wakil presiden. Lagian Bapak tuh ngerasa jadi targetnya siapa sih? Bapak pasti sadar kalau semua mata baik yang ada dipinggir jalan atau yang ada diantrean mobil semua tertuju ke rombongan Bapak, rombongan yang bagi para “pelihat” sebagai The Untouchable… Kalau Bapak pergi keluar kota, mobil yang dikendarai selalu berplat B2 ya Pak? Disediakan local dari kota setempat atau “imported” dari Jakarta? Saya jadi inget waktu pernah nonton di Discovery Channel, pengamanan untuk US President.
But this is your own hometown… don’t you feel more at home????
Wednesday, August 02, 2006
I just feel like to cry, for love, worry and happiness
One day several months ago, and it was just only 3 days before final examination (UAN) SD, Devara my second son, was rushing home from school and shouting in the front door : “Bu, aku keserempet motor!!”. His knee, his arm and stomach were badly injured and bleeding. His long skirt is torn, his face was pale. At that time I was deadly shocked.. ( I am a kind of mom whom worrying too much over something.. )
In panic, I rushed him to Grestelina hospital. Minute by minute I learn that actually he is not being “serempet” but he fell from the motorcycle, which is not belong to him and which I strongly forbid him to ride. Instead of following ‘my instruction” he ride the motorcycle (in my back!!). I was so worried and I cried…
Devara is always special. Born in Bandung 17April 1995. His second name is Ariandi, which comes from Ariane (name of a rocket launcher for Telkom satellite, I was working on its press relation when I was in MATARI). Actually, he is making good at school, but he is better in making friends! Really, kalo kita lagi di shopping mall… there is always..Hi Devara!
Devara can play electric guitar, bass and classical guitar. His band made a performance during the farewell party this year. He plays quite good songs with Danish, Rio and two singer girls. I cried in happiness to see him play….
Yesterday is just another bad day…
Devara always insist that he is being picked up from school in my husband’s office (within walking distance from school), but yesterday somebody blocked him and took away his mobile phone. His intention has caused him to loose his communication device…
Memang Devara itu lugu.. but he owns a very strong will and I am proud of him…
In panic, I rushed him to Grestelina hospital. Minute by minute I learn that actually he is not being “serempet” but he fell from the motorcycle, which is not belong to him and which I strongly forbid him to ride. Instead of following ‘my instruction” he ride the motorcycle (in my back!!). I was so worried and I cried…
Devara is always special. Born in Bandung 17April 1995. His second name is Ariandi, which comes from Ariane (name of a rocket launcher for Telkom satellite, I was working on its press relation when I was in MATARI). Actually, he is making good at school, but he is better in making friends! Really, kalo kita lagi di shopping mall… there is always..Hi Devara!
Devara can play electric guitar, bass and classical guitar. His band made a performance during the farewell party this year. He plays quite good songs with Danish, Rio and two singer girls. I cried in happiness to see him play….
Yesterday is just another bad day…
Devara always insist that he is being picked up from school in my husband’s office (within walking distance from school), but yesterday somebody blocked him and took away his mobile phone. His intention has caused him to loose his communication device…
Memang Devara itu lugu.. but he owns a very strong will and I am proud of him…
Thursday, July 27, 2006
On being 40
When forty winters shall besiege thy brow,
And dig deep trenches in thy beauty's field,
Thy youth's proud livery, so gazed on now,
Will be a tottered weed of small worth held:
Then being asked where all thy beauty lies,
Where all the treasure of thy lusty days,
To say within thine own deep-sunken eyes,
Were an all-eating shame and thriftless praise.
How much more praise deserved thy beauty's use,
If thou couldst answer, "This fair child of mine
Shall sum my count, and make my old excuse,"
Proving his beauty by succession thine.
This were to be new made when thou art old,
And see thy blood warm when thou feel'st it cold. Shakespeare
And dig deep trenches in thy beauty's field,
Thy youth's proud livery, so gazed on now,
Will be a tottered weed of small worth held:
Then being asked where all thy beauty lies,
Where all the treasure of thy lusty days,
To say within thine own deep-sunken eyes,
Were an all-eating shame and thriftless praise.
How much more praise deserved thy beauty's use,
If thou couldst answer, "This fair child of mine
Shall sum my count, and make my old excuse,"
Proving his beauty by succession thine.
This were to be new made when thou art old,
And see thy blood warm when thou feel'st it cold. Shakespeare
I am 40 but I can Swim..
So what of being 40 if I can swim!
If you are 40 and you can't swim, it is really matter...
la la la la la la la....
If you are 40 and you can't swim, it is really matter...
la la la la la la la....
Sunday, March 19, 2006
busy busy busy
jam 08.07pm aku masih berkeliaran. menjelang maghrib sepulang arisan diaddra minta dianter cukur rambut. harus hari ini karena kalo engga bakalan di razia besok.
Today, my life began at 05.15am. sholat, jogging, memandangi aglonema aglonemaku,nyiapin sarapan Dristand plus nyuapin, Devara kepingin makan coto, oke... sekalian nyari sepeda baru buat Dristand (sepeda lama kan patah). Ke Ace Hardware yang baru saja dibuka, hunting pot keramik yang ada dimajalah Idea edisi Garden. eh dapet lho....
Sekarang i'm so sleepy....
Today, my life began at 05.15am. sholat, jogging, memandangi aglonema aglonemaku,nyiapin sarapan Dristand plus nyuapin, Devara kepingin makan coto, oke... sekalian nyari sepeda baru buat Dristand (sepeda lama kan patah). Ke Ace Hardware yang baru saja dibuka, hunting pot keramik yang ada dimajalah Idea edisi Garden. eh dapet lho....
Sekarang i'm so sleepy....
Saturday, March 18, 2006
Sunday, March 12, 2006
My Presentation On Table Manner
On Saturday, March 12, 2006 I have my presentation on table manner untuk ibu-ibu arisan di kompleks. Lengkap dengan perangkat dan peragaannya lho., berikut model. Respon ibu-ibu bagus, seems mereka enjoying sampai end of presentation (Cuma sekitar 45 menitan).
Now, enjoy my presentation…..
Table Manner
Istilah table manner alias etiket makan, selama ini identik dengan acara jamuan makan resmi bergaya Barat. Sebenarnya tidak demikian. Etiket makan tidak hanya ada di negara-negara barat. Di negara lain seperti Jepang, Cina, termasuk di Indonesia pun, dikenal etiket makan.
Makan, adalah alat bantu komunikasi. Paham etiket di meja makan mempermudah kita dalam pergaulan. Dalam acara jamuan makan, tata cara makan atau table manner merupakan hal utama yang penting diperhatikan. Tata cara makan menunjukkan siapakah diri kita sebenarnya.
Tujuan mempelajari table manner
- Agar mudah bergaul
- Percaya diri/ terhindar dari rasa canggung atau malu
- Menghindari perilaku yang salah
- Menghindari pemandangan yang kurang baik
- Tidak mengganggu orang lain
- Menjalin keakraban
- Dapat menikmati suasana jamuan dengan nyaman
Jenis-jenis jamuan makan internasional
Dalam jamuan makan internasional dikenal enam jenis istilah makan.
Yakni coffee morning, brunch, lunch, teatime, cocktail, dan terakhir dinner
• Cofee morning diadakan pada pagi hari, pukul 10.00-12.00.
• Brunch alias breakfast lunch, diadakan antara waktu makan pagi hingga siang. Biasanya di atas jam sembilan, makanan disajikan prasmanan.
• Lunch diadakan mulai pukul 11.30-17.00.
• Teatime biasanya acara minum teh yang diadakan pukul 14.30-17.00.
• Sedangkan cocktail merupakan jamuan berdiri, yang diadakan sebelum makan malam. Yakni, antara pukul 18.00-19.00.
• Dinner. Yakni jamuan makan yang diadakan pada pukul 19.00.
Etiket Makan
Memberi konfirmasi / jawaban undangan
Datang tepat waktu
Tidak membawa teman / anak kecil untuk acara resmi
Berpakaian rapih, bersih dan sesuai dengan jenis acara
Duduk pada tempat yang telah disiapkan
Bukalah serbet makan dan letakkan diatas pangkuan
Makanlah setelah semua tami sudah mendapat hidangan
Letakkan tangan anda sebatas pergelangan tangan diatas meja
Tangan yang tidak digunakan diletakkan diatas pangkuan
Duduk dengan tegak (tidak membungkuk)
Gunakan alat makan sesuai dengan fungsinya
Bila tidak mengerti tanyakan pada pelayan / teman
Gunakan alat makan yang letaknya bagian luar lebih dahulu
Bawalah makanan dari piring ke mulutArtinya, Anda tidak dibenarkan untuk membungkukkan badan. Kunyah makanan dengan tenang, tidak berbunyi atau mengecap
Menelan makanan / minuman dengan tenang (jangan berbunyi)
Tidak berbicara bila masih ada makanan dalam mulut
Letakkan sendok, garpu dan pisau pada posisi jam empat untuk menyatakan selesai makan
Lipatlah serbet seadanya dan letakkan pada bagian kiri
Keluarlah dari sisi sebelah kanan kursi dan dahulukan orangtua / wanita pada saat meninggalkan tempat
Doronglah kursinya kembali, masukkan kebawah meja baru meninggalkan tempat
Tata Cara Makan (Eating etiquete)
roti dimakan dengan cara disobek, setelahnya baru dioles mentega.
Ambillah (suaplah) hidangan sedikit, karena anda akan bercakap selama jamuan makan
Katupkan mulut sewaktu makan
Telanlah makanan yang ada di mulut sebelum anda menjawab pertanyaan atau memberi komentar
Anda boleh meminta makanan yang jauh kepada kawan anda
Jangan memberikan pertanyaan kepada kawan yang baru saja menyuap, juga kepada yang sedang mengedarkan makanan
Jangan berkumur-kumur
Perhatikan letak siku pada saat makan
Tidak menggunakan jari untuk melepas makanan dari garpu
Jangan menumpuk piring
Tidak menggunakan tusuk gigi didepan tamu
Tata Cara Makan jamuan Perasmanan (Buffet)
Kendati buffet, hidangan tetap menuruti "hukum jamuan makan", yakni berurutan dari pembangkit selera, sup, hidangan utama, hingga hidangan penutup.
mengambil hidangan step by step, sambil menjauhi meja prasmanan, karena ini memang standing party
Menikmati hidangan sambil berdiri, atau duduk di meja sekalipun, disarankan jangan mengambil makanan berlebihan. Karena suasana informal, disarankan menyambangi meja prasmanan berulang kali ketimbang menumpuk makanan di piring
Jangan mencampur segala hidangan, semisal appetizer, dessert, dan hidangan utama ke dalam satu piring.
batasi nafsu makan Anda. Jangan berpikiran ingin menyantap semuanya, meskipun makanan yang disajikan amat memancing selera. BetapapunAnda harus dapat menjaga image.
Tabble Manner Syariah
• Apa yang membedakan table manner internasional dengan table manner syariah? Salah satu perbedaaan yang cukup mencolok adalah pelayanan, penyajian, dan cara makan pada table manner syariah dilakukan dari sisi kanan
• Pada jamuan makan internasional, tamu akan memotong makanan terlebih dahulu dengan posisi pisau di sebelah kanan dan garpu di sisi kiri. Sementara pada etiket makan syariah, setelah tamu memotong makanannya, posisi pisau yang semula di tangan kanan, dipindah ke tangan kiri, sementara garpu di kanan. Setelah itu, baru makan dengan tangan kanan,
• Table manner syariah juga tidak menyediakan asbak. Artinya, tamu tidak diperkenankan untuk merokok. Dan yang terpenting, semua makanan dalam table manner syariah merupakan makanan halal. Jadi, jangan harap ada minuman beralkohol.
• Tata letak piranti makan pada table manner internasional yang mengadopsi etiket makan ala Barat. Hanya saja dalam table manner syariah, gelas hanya ada satu yaitu untuk air putih. Sedangkan pada table manner internasional, biasanya menyediakan tiga buah gelas
Now, enjoy my presentation…..
Table Manner
Istilah table manner alias etiket makan, selama ini identik dengan acara jamuan makan resmi bergaya Barat. Sebenarnya tidak demikian. Etiket makan tidak hanya ada di negara-negara barat. Di negara lain seperti Jepang, Cina, termasuk di Indonesia pun, dikenal etiket makan.
Makan, adalah alat bantu komunikasi. Paham etiket di meja makan mempermudah kita dalam pergaulan. Dalam acara jamuan makan, tata cara makan atau table manner merupakan hal utama yang penting diperhatikan. Tata cara makan menunjukkan siapakah diri kita sebenarnya.
Tujuan mempelajari table manner
- Agar mudah bergaul
- Percaya diri/ terhindar dari rasa canggung atau malu
- Menghindari perilaku yang salah
- Menghindari pemandangan yang kurang baik
- Tidak mengganggu orang lain
- Menjalin keakraban
- Dapat menikmati suasana jamuan dengan nyaman
Jenis-jenis jamuan makan internasional
Dalam jamuan makan internasional dikenal enam jenis istilah makan.
Yakni coffee morning, brunch, lunch, teatime, cocktail, dan terakhir dinner
• Cofee morning diadakan pada pagi hari, pukul 10.00-12.00.
• Brunch alias breakfast lunch, diadakan antara waktu makan pagi hingga siang. Biasanya di atas jam sembilan, makanan disajikan prasmanan.
• Lunch diadakan mulai pukul 11.30-17.00.
• Teatime biasanya acara minum teh yang diadakan pukul 14.30-17.00.
• Sedangkan cocktail merupakan jamuan berdiri, yang diadakan sebelum makan malam. Yakni, antara pukul 18.00-19.00.
• Dinner. Yakni jamuan makan yang diadakan pada pukul 19.00.
Etiket Makan
Memberi konfirmasi / jawaban undangan
Datang tepat waktu
Tidak membawa teman / anak kecil untuk acara resmi
Berpakaian rapih, bersih dan sesuai dengan jenis acara
Duduk pada tempat yang telah disiapkan
Bukalah serbet makan dan letakkan diatas pangkuan
Makanlah setelah semua tami sudah mendapat hidangan
Letakkan tangan anda sebatas pergelangan tangan diatas meja
Tangan yang tidak digunakan diletakkan diatas pangkuan
Duduk dengan tegak (tidak membungkuk)
Gunakan alat makan sesuai dengan fungsinya
Bila tidak mengerti tanyakan pada pelayan / teman
Gunakan alat makan yang letaknya bagian luar lebih dahulu
Bawalah makanan dari piring ke mulutArtinya, Anda tidak dibenarkan untuk membungkukkan badan. Kunyah makanan dengan tenang, tidak berbunyi atau mengecap
Menelan makanan / minuman dengan tenang (jangan berbunyi)
Tidak berbicara bila masih ada makanan dalam mulut
Letakkan sendok, garpu dan pisau pada posisi jam empat untuk menyatakan selesai makan
Lipatlah serbet seadanya dan letakkan pada bagian kiri
Keluarlah dari sisi sebelah kanan kursi dan dahulukan orangtua / wanita pada saat meninggalkan tempat
Doronglah kursinya kembali, masukkan kebawah meja baru meninggalkan tempat
Tata Cara Makan (Eating etiquete)
roti dimakan dengan cara disobek, setelahnya baru dioles mentega.
Ambillah (suaplah) hidangan sedikit, karena anda akan bercakap selama jamuan makan
Katupkan mulut sewaktu makan
Telanlah makanan yang ada di mulut sebelum anda menjawab pertanyaan atau memberi komentar
Anda boleh meminta makanan yang jauh kepada kawan anda
Jangan memberikan pertanyaan kepada kawan yang baru saja menyuap, juga kepada yang sedang mengedarkan makanan
Jangan berkumur-kumur
Perhatikan letak siku pada saat makan
Tidak menggunakan jari untuk melepas makanan dari garpu
Jangan menumpuk piring
Tidak menggunakan tusuk gigi didepan tamu
Tata Cara Makan jamuan Perasmanan (Buffet)
Kendati buffet, hidangan tetap menuruti "hukum jamuan makan", yakni berurutan dari pembangkit selera, sup, hidangan utama, hingga hidangan penutup.
mengambil hidangan step by step, sambil menjauhi meja prasmanan, karena ini memang standing party
Menikmati hidangan sambil berdiri, atau duduk di meja sekalipun, disarankan jangan mengambil makanan berlebihan. Karena suasana informal, disarankan menyambangi meja prasmanan berulang kali ketimbang menumpuk makanan di piring
Jangan mencampur segala hidangan, semisal appetizer, dessert, dan hidangan utama ke dalam satu piring.
batasi nafsu makan Anda. Jangan berpikiran ingin menyantap semuanya, meskipun makanan yang disajikan amat memancing selera. BetapapunAnda harus dapat menjaga image.
Tabble Manner Syariah
• Apa yang membedakan table manner internasional dengan table manner syariah? Salah satu perbedaaan yang cukup mencolok adalah pelayanan, penyajian, dan cara makan pada table manner syariah dilakukan dari sisi kanan
• Pada jamuan makan internasional, tamu akan memotong makanan terlebih dahulu dengan posisi pisau di sebelah kanan dan garpu di sisi kiri. Sementara pada etiket makan syariah, setelah tamu memotong makanannya, posisi pisau yang semula di tangan kanan, dipindah ke tangan kiri, sementara garpu di kanan. Setelah itu, baru makan dengan tangan kanan,
• Table manner syariah juga tidak menyediakan asbak. Artinya, tamu tidak diperkenankan untuk merokok. Dan yang terpenting, semua makanan dalam table manner syariah merupakan makanan halal. Jadi, jangan harap ada minuman beralkohol.
• Tata letak piranti makan pada table manner internasional yang mengadopsi etiket makan ala Barat. Hanya saja dalam table manner syariah, gelas hanya ada satu yaitu untuk air putih. Sedangkan pada table manner internasional, biasanya menyediakan tiga buah gelas
Saturday, December 31, 2005
In My Prayers
In my prayers this morning you became the sky which through the
entire night did not close its eyes, a clear expanse ready to to
receive the first light, a curve of silence in wait of sound
as the sun drifted above my head, you beame in my prayers the tips of pines,
eternaly green and forever presenting abstruse questions
to the wind that hisse from directios unknown
in my prayers at dusk you became the sparrow that fluffed its feathers in the mist,
alighted on the branch and felled the tassel of the guava flowers
and then in sudden excitement flew away to alight on the mango branch
in my prayes this evening you became the distant wind that descended ever so slowly,
tiptoed down the path and slipped through the cracks of the panes and door to
press its cheeks and lips against my hair, chin and eyelashes
in my prayers to night you became the beating of my heart that has so
patiently endured what seems to be limitless pain and faithfully revealed
one secret after another, the unending song of my life
I love you, and for that reason, will never stop praying for your wellbeing.
(Sapardi Djoko Damono)
Saturday, December 17, 2005
City of A Thousand Faces
Pernah kan ngalamin masa-masa GiFo.. Gila Foto. Foto barengan temen ngangkat tangan, ngangkat kaki.. cheers!! Jepret jepret! Saya tidak pernah menyesal pernah melewati masa-masa kejayaan ber GiFo ini. Kebayang kan anak Sastra…dulu saya sama temen-temen suka janjian pake baju warna tertentu dihari tertentu kalau kuliah. Udah gitu pergi rame rame ke halaman Gedung Sate, bukan mau demo tapi mau foto foto! Saya punya beberapa session pemotretan.. di Bukit Dago, Tangkuban Perahu, Maribaya, Sumedang (!).. kalo engga sama temen sastra inggris ya sama the gank (Ririt, Diding, Momi.. apa kabarnya ya mereka?)
Foto-foto saya itu ya disimpen di album yang dihias guntingan-guntingan majalah. Pada jamannya dulu album jenis gitu top abis kali ya….
Itu cerita kesenangan saya berfoto ria. Cerita selanjutnya adalah tentang kesukaan orang tertentu yang memampang fotonya besar-besar di billboard kota diikuti dengan “what’s on the city”. Contohnya nih……Setiap saya nganter Diaddra sekolah saya selalu berhenti dibawah billboard bertemakan Makassar Gemar Membaca. Yang mengusik saya…. foto walikota makassar di billboard itu kok dominant sekali ya. Jadi nyaris setiap parkir dibawah billboard yang ketangkap Cuma “pesan” pak walikota yang lagi ketawa. Engga Cuma itu lho… Foto si bapak itu masih ada lagi disalah satu simpang dekat Pantai Losari. Tuh kan…. Message on the boardnya apa ya?? Yang saya inget Cuma foto pak wali yang pake baju abu-abu!!
Ada lagi billboard campaign untuk penggangulang narkoba dan HIV AIDS yang sepertinya merupakan joint campaign antara telkomsel, IDI dan beberapa institusi lagi. Yang jelas ada beberapa foto (mungkin sekitar 6 foto) yang di tampilkan diatas message selamatkan generasi muda dari narkoba dan hiv aids itu.
Sebegitu pentingkah foto-foto itu untuk ditampilkan pada message board? Kenapa himbauan kepada masyarakat harus disertai foto walikotanya yang super besar; kenapa himbauan untuk menyelamatkan generasi muda harus juga disertai foto-foto mereka (siapa ya anyway yang ada di message board itu?). Ada relevansinya ngga sih sama pesen yang mau disampaikan?? Lucu dan ironisnya, message board himbauan penyelematan generasi muda itu berikut foto-fotonya, dipasang diseberang Billboard Konser Peterpan yang suueeeper besar…..dan tentu saja more eye catching!! Lagi-lagi deh pesannya engga sampe… wong pengemudi kendaraan pastilah lebih seneng liat gambarnya peterpan yang jauh lebih besar itu.
I am not being cynical. I just wondering…apakah mereka juga GiFo seperti saya dulu???
Foto-foto saya itu ya disimpen di album yang dihias guntingan-guntingan majalah. Pada jamannya dulu album jenis gitu top abis kali ya….
Itu cerita kesenangan saya berfoto ria. Cerita selanjutnya adalah tentang kesukaan orang tertentu yang memampang fotonya besar-besar di billboard kota diikuti dengan “what’s on the city”. Contohnya nih……Setiap saya nganter Diaddra sekolah saya selalu berhenti dibawah billboard bertemakan Makassar Gemar Membaca. Yang mengusik saya…. foto walikota makassar di billboard itu kok dominant sekali ya. Jadi nyaris setiap parkir dibawah billboard yang ketangkap Cuma “pesan” pak walikota yang lagi ketawa. Engga Cuma itu lho… Foto si bapak itu masih ada lagi disalah satu simpang dekat Pantai Losari. Tuh kan…. Message on the boardnya apa ya?? Yang saya inget Cuma foto pak wali yang pake baju abu-abu!!
Ada lagi billboard campaign untuk penggangulang narkoba dan HIV AIDS yang sepertinya merupakan joint campaign antara telkomsel, IDI dan beberapa institusi lagi. Yang jelas ada beberapa foto (mungkin sekitar 6 foto) yang di tampilkan diatas message selamatkan generasi muda dari narkoba dan hiv aids itu.
Sebegitu pentingkah foto-foto itu untuk ditampilkan pada message board? Kenapa himbauan kepada masyarakat harus disertai foto walikotanya yang super besar; kenapa himbauan untuk menyelamatkan generasi muda harus juga disertai foto-foto mereka (siapa ya anyway yang ada di message board itu?). Ada relevansinya ngga sih sama pesen yang mau disampaikan?? Lucu dan ironisnya, message board himbauan penyelematan generasi muda itu berikut foto-fotonya, dipasang diseberang Billboard Konser Peterpan yang suueeeper besar…..dan tentu saja more eye catching!! Lagi-lagi deh pesannya engga sampe… wong pengemudi kendaraan pastilah lebih seneng liat gambarnya peterpan yang jauh lebih besar itu.
I am not being cynical. I just wondering…apakah mereka juga GiFo seperti saya dulu???
Tuesday, December 13, 2005
I Quit a Job Then I Celebrate
Today I quit a job then I celebrate.
Never have in mind that interpreting an NGO meeting will be such complicated. Mungkin seharusnya saya sudah bisa memprediksi the way the activist talk, bla bla bla bla bla then where is the point? Or do I miss the point? But still I found it difficult to follow. Then I quit for tomorrow session. On the way home I just feel like to celebrate. Jadi aku mampir ke Mi Titi. Mie kering yang disiram soup kental khas makassar ini banyak sekali penggemarnya. Belinya ngantri dan pake nomor lho. Selama ini yang bertugas turun dan membeli mie titi ini kalau engga Diaddra ya Devara, but today I do it myself. Nomor 75! Dan saya punya waktu untuk melihat-lihat the way they cook. Penggorengannya super besar, no wonder the cook tangannya sangat berotot karena harus terus menerus ngucek sup kental di wajan super besar itu. Sup kentalnya terbuat dari kaldu ayam, potongan daging ayam, bakso kering, hati ampela, daun sawi kadang ada juga udangnya. Supaya kental kuah yang sudah mendidih ditambah sebaskom (!!) air tepung maizena dan kemudian sebaskom (!!) telur kocok. Setelah selesai, kuah dituang diatas mie yang bentuknya seperti bihun dan sangat kering. Santap selagi panas hm… Proses memasaknya juga hemat BBM karena memakai tungku arang. Mulanya saya dan keluarga engga terlalu ngefans sama jenis makanan ini bahkan dulu dulu sempat mencibir, kok aneh sih! Eh lama-lama malah ketagihan.
On the way home from Mi Titi, saya memutar CDnya Peterpan yang soundtrack film Alexandria (one of my kids fav). Tak bisakan kau menungguku.. hingga nanti tetap menunggu……
Am I relieved or depressed??
Never have in mind that interpreting an NGO meeting will be such complicated. Mungkin seharusnya saya sudah bisa memprediksi the way the activist talk, bla bla bla bla bla then where is the point? Or do I miss the point? But still I found it difficult to follow. Then I quit for tomorrow session. On the way home I just feel like to celebrate. Jadi aku mampir ke Mi Titi. Mie kering yang disiram soup kental khas makassar ini banyak sekali penggemarnya. Belinya ngantri dan pake nomor lho. Selama ini yang bertugas turun dan membeli mie titi ini kalau engga Diaddra ya Devara, but today I do it myself. Nomor 75! Dan saya punya waktu untuk melihat-lihat the way they cook. Penggorengannya super besar, no wonder the cook tangannya sangat berotot karena harus terus menerus ngucek sup kental di wajan super besar itu. Sup kentalnya terbuat dari kaldu ayam, potongan daging ayam, bakso kering, hati ampela, daun sawi kadang ada juga udangnya. Supaya kental kuah yang sudah mendidih ditambah sebaskom (!!) air tepung maizena dan kemudian sebaskom (!!) telur kocok. Setelah selesai, kuah dituang diatas mie yang bentuknya seperti bihun dan sangat kering. Santap selagi panas hm… Proses memasaknya juga hemat BBM karena memakai tungku arang. Mulanya saya dan keluarga engga terlalu ngefans sama jenis makanan ini bahkan dulu dulu sempat mencibir, kok aneh sih! Eh lama-lama malah ketagihan.
On the way home from Mi Titi, saya memutar CDnya Peterpan yang soundtrack film Alexandria (one of my kids fav). Tak bisakan kau menungguku.. hingga nanti tetap menunggu……
Am I relieved or depressed??
Sunday, December 11, 2005
My House In The Newspaper!
Rumah Mungil Bernuansa Etnik. Gitu judul yang disebut di Koran Fajar Edisi Minggu,November 2005 pada kolom Griya-nya. Sepertinya my dream comes true. Dua hari sebelum pemotretan saya dihubungi temen minta ijin buat motret ruang tamu.. langsung saya oke-in.. hi..hi wong tadinya saya yang berniat menghubungi wartawan griyanya supaya memotret rumahku. Begini redaksi yang ada dikoran itu mengomentari penataan furniture rumahku:
Rumah bernuansa etnik Bali ini banyak menggunakan furniture kayu. Untuk kursi tamu inne memilih sebuah kursi betawi (actually it is a peanut chair, karena lekukannya seperti bentuk kacang) dan sepasang kursi berbahan rotan yang dipermanis meja mungil berbentu tabung.
Di pojok jendela ruang tamu terdapat lemari sudut tinggi berkaca transparan berisi pernak-pernik kecil. Sedang disisi lain diletakkan tanaman hias berjenis Geranium yang konon mampu mengusir nyamuk. Tepat disampingnya terdapat rak berisi pajangan buah-buahan yang ditempatkan diberbagai wadah gerabah. Warna yang kontras dengan raknya membuat suasanan terasa segar dan hidup. Berbagai macam lukisan yang terpajang ditembok juga menambah nilai estetis kediaman Inne.
Gitu deh sebagian artikel yang ditulis wartawati Fajar Dewi Puspita .
Ngomong-ngomong soal rumah… Saya pecinta barang-barang etnik. Kesukaan saya itu sepertinya dapet jalan ketika memang harus tinggal di Bali. Mulai deh tuh hunting and hunting.. mulai dari Kerobokan, By Pass Ngurah Rai, Ubud, Tegal Alang. Engga ada yang dari Sukowati lho.. oh ya kecuali lukisan burung. Untuk lukisan saya selalu datang ke Pasar Kumbasari. Lukisan Balinya modern dan selalu cepat berganti maklum yang beli adalah empunya gallery di manca Negara. Nama kiosnya lupa tapi letaknya di pojokan lantai 2 Pasar Kumbasari Denpasar. Furniture langganan saya di Bali Artistik Jl. By Pass Ngurah Rai, ini bukan gallery tapi lebih tepat disebut gudang.. harganya juga jauh lah bedanya kalo udah ke gallery. Lampu .. datenglah ke Jl. Raya Kerobokan. Gorden, cushion.. tempatnya sepanjang jl. Gn. Soputan dan jl. Raya kerobokan. Gerabah.. banyak di Jl. By Pass Ngurah Rai. Untuk pernak-pernik, cermin, buah-buahan, atau any other wooden furniture.. Tegal Alang adalah the best place. Langsung dari pengrajinnya dan export quality…. Kualitas wooden craftnya betul betul bagus dan engga pasaran. Harganya.. hmmm dateng aja sendiri deh.. rasanya kalo bisa semuaaa pengen dibeli.
Aku juga kan pecinta tanaman… kadang sabtu atau minggu pagi saya suka jalan-jalan sepanjang penjual tanaman di Jl. Hayam wuruk. Jangan lupa bilang.. Pak mau liat-liat ya.. kalau tau kita pecinta tanaman penjualnya suka ngobrolin tanaman lho.
Oh ya satu yang engga boleh lupa disebut.. Tantri gallery di desa Pejaten kediri. You can get every nice ceramics you want. Export quality sudah pasti…. Tempatnya betul-betul di desa.. tapi sekali dateng kesana rasanya engga mau keluar keluar. Desa Pejaten ini bisa juga diakses dari jalan yang menuju ke Tanah Lot.
Jadi pengen ke Bali neh……
Rumah bernuansa etnik Bali ini banyak menggunakan furniture kayu. Untuk kursi tamu inne memilih sebuah kursi betawi (actually it is a peanut chair, karena lekukannya seperti bentuk kacang) dan sepasang kursi berbahan rotan yang dipermanis meja mungil berbentu tabung.
Di pojok jendela ruang tamu terdapat lemari sudut tinggi berkaca transparan berisi pernak-pernik kecil. Sedang disisi lain diletakkan tanaman hias berjenis Geranium yang konon mampu mengusir nyamuk. Tepat disampingnya terdapat rak berisi pajangan buah-buahan yang ditempatkan diberbagai wadah gerabah. Warna yang kontras dengan raknya membuat suasanan terasa segar dan hidup. Berbagai macam lukisan yang terpajang ditembok juga menambah nilai estetis kediaman Inne.
Gitu deh sebagian artikel yang ditulis wartawati Fajar Dewi Puspita .
Ngomong-ngomong soal rumah… Saya pecinta barang-barang etnik. Kesukaan saya itu sepertinya dapet jalan ketika memang harus tinggal di Bali. Mulai deh tuh hunting and hunting.. mulai dari Kerobokan, By Pass Ngurah Rai, Ubud, Tegal Alang. Engga ada yang dari Sukowati lho.. oh ya kecuali lukisan burung. Untuk lukisan saya selalu datang ke Pasar Kumbasari. Lukisan Balinya modern dan selalu cepat berganti maklum yang beli adalah empunya gallery di manca Negara. Nama kiosnya lupa tapi letaknya di pojokan lantai 2 Pasar Kumbasari Denpasar. Furniture langganan saya di Bali Artistik Jl. By Pass Ngurah Rai, ini bukan gallery tapi lebih tepat disebut gudang.. harganya juga jauh lah bedanya kalo udah ke gallery. Lampu .. datenglah ke Jl. Raya Kerobokan. Gorden, cushion.. tempatnya sepanjang jl. Gn. Soputan dan jl. Raya kerobokan. Gerabah.. banyak di Jl. By Pass Ngurah Rai. Untuk pernak-pernik, cermin, buah-buahan, atau any other wooden furniture.. Tegal Alang adalah the best place. Langsung dari pengrajinnya dan export quality…. Kualitas wooden craftnya betul betul bagus dan engga pasaran. Harganya.. hmmm dateng aja sendiri deh.. rasanya kalo bisa semuaaa pengen dibeli.
Aku juga kan pecinta tanaman… kadang sabtu atau minggu pagi saya suka jalan-jalan sepanjang penjual tanaman di Jl. Hayam wuruk. Jangan lupa bilang.. Pak mau liat-liat ya.. kalau tau kita pecinta tanaman penjualnya suka ngobrolin tanaman lho.
Oh ya satu yang engga boleh lupa disebut.. Tantri gallery di desa Pejaten kediri. You can get every nice ceramics you want. Export quality sudah pasti…. Tempatnya betul-betul di desa.. tapi sekali dateng kesana rasanya engga mau keluar keluar. Desa Pejaten ini bisa juga diakses dari jalan yang menuju ke Tanah Lot.
Jadi pengen ke Bali neh……
Tuesday, October 25, 2005
Sekolah Tanpa Perasaan
It is about a school. Di Makassar nama Athirah sebagai sebuah yayasan penyelenggara pendidikan cukup diminati orangtua yang berharap anak-anak mereka memperoleh pendidikan yang baik dan setara dengan pendidikan yang diperoleh di Pulau Jawa. In my opinion, kualitas sekolah yang dimiliki oleh keluarga Kalla ini ya lumayan lah mengingat tandingannya pun tidak ada kecuali sekolah-sekolah non muslim seperti Rajawali dan Dian Harapan.
It is about emotion. Pada saat saya di Bali (selalu ya cerita Bali), anak-anak sekolah disebuah SD Islam terpadu yang pulangnya jam 4. Sekolahnya sederhana, guru-gurunya sangat ramah. I feel secure.. sepertinya saya menitipkan anak-anak to the right person. Anak-anak saya juga happy.. engga pernah mengeluh bosan. Pada saat walikelas mereka melahirkan, semua siswa urunan beli kado dan dateng kerumah bu guru.. malah ada siswa yang bikin puisi untuk ibu guru. Kalau ada siswa sakit pasti temen-temennya nengok, bawa apel, jeruk dan pear… Once again I feel secure. Ilmu berkehidupan sosial memang bukan sekedar teori…
It is about empathy. Tadi malam salah seorang rekan suami saya dan tetangga kami meninggal dunia karena sakit dan subuhnya diberangkatkan ke Surabaya dengan pesawat terpagi termasuk seluruh anggota keluarga. Paginya saya informasikan kesekolah berita duka ini. Sepertinya engga ada reaksi, kepergian seorang ayah dari seorang siswi kelas 2 SD is not a big deal!! Waktu ketemu kepsek, saya ulangi lagi informasi itu, beliau sepintas menanyakan ke guru apakah ada yang melayat. Tidak ada…. So it is realy not a big deal!!
Sekolah tanpa perasaan.
It is about emotion. Pada saat saya di Bali (selalu ya cerita Bali), anak-anak sekolah disebuah SD Islam terpadu yang pulangnya jam 4. Sekolahnya sederhana, guru-gurunya sangat ramah. I feel secure.. sepertinya saya menitipkan anak-anak to the right person. Anak-anak saya juga happy.. engga pernah mengeluh bosan. Pada saat walikelas mereka melahirkan, semua siswa urunan beli kado dan dateng kerumah bu guru.. malah ada siswa yang bikin puisi untuk ibu guru. Kalau ada siswa sakit pasti temen-temennya nengok, bawa apel, jeruk dan pear… Once again I feel secure. Ilmu berkehidupan sosial memang bukan sekedar teori…
It is about empathy. Tadi malam salah seorang rekan suami saya dan tetangga kami meninggal dunia karena sakit dan subuhnya diberangkatkan ke Surabaya dengan pesawat terpagi termasuk seluruh anggota keluarga. Paginya saya informasikan kesekolah berita duka ini. Sepertinya engga ada reaksi, kepergian seorang ayah dari seorang siswi kelas 2 SD is not a big deal!! Waktu ketemu kepsek, saya ulangi lagi informasi itu, beliau sepintas menanyakan ke guru apakah ada yang melayat. Tidak ada…. So it is realy not a big deal!!
Sekolah tanpa perasaan.
Thursday, October 06, 2005
Why I Love Bali So Much
Mungkin saya adalah satu diantara jutaan orang yang sangat mencintai Pulau Bali. Dan saya juga satu diantara jutaan orang yang sangat beruntung pernah mengenyam kehidupan disana.
Bali is so perfect to me, the nature, the people, the culture, the food... everything seems so perfect. Rasanya semua hal bisa diperoleh di pulau indah itu. Bangun pagi, jogging keliling monumen puputan mandala, disekelilingnya banyak penjual bubur kacang ijo gerobak, serabi solo, bubur ayam, lontong kari (so lovely,, I enjoy every second of it), sabtu pagi kadang saya dan suami jalan menyusuri pasir pantai kuta kemudian nongkrong di depan hardrock cafe makan nasi bungkus seharga 2500 rupiah sambil memandangi pantai kuta. Sore-sore kala weekend, ritual sekeluarga pergi ke Kuta Galeria tempat paling favoritnya untul sekeluarga ya Gramedia dan Disc Tarra of course, lucunya sebelum pulang belum lengkap kalo tidak mampir dies teller 77. Kalo mau makan-makan syukuran entah itu ultah, my first salary in Bali (hi-hi), bahkan ulangtahun pernikahan, saya dan keluarga lebih senang makan malam di Jimbaran.. Dan favorit kami adalah CafĂ© Menega….
Allah menciptakan pulau bali untuk bener-benar dinikmati.. every inch of it.
Bali is so perfect to me.... tempat paling sempurna untuk suatu kehidupan... Dan di Bali, My Phrayata was born (he is snow 2,5 years).
Until this very moment, Bali is still so perfect to me........
(dengan kesedihan yang sangat mendalam atas berbagai kejadian di pulau dewata)
Bali is so perfect to me, the nature, the people, the culture, the food... everything seems so perfect. Rasanya semua hal bisa diperoleh di pulau indah itu. Bangun pagi, jogging keliling monumen puputan mandala, disekelilingnya banyak penjual bubur kacang ijo gerobak, serabi solo, bubur ayam, lontong kari (so lovely,, I enjoy every second of it), sabtu pagi kadang saya dan suami jalan menyusuri pasir pantai kuta kemudian nongkrong di depan hardrock cafe makan nasi bungkus seharga 2500 rupiah sambil memandangi pantai kuta. Sore-sore kala weekend, ritual sekeluarga pergi ke Kuta Galeria tempat paling favoritnya untul sekeluarga ya Gramedia dan Disc Tarra of course, lucunya sebelum pulang belum lengkap kalo tidak mampir dies teller 77. Kalo mau makan-makan syukuran entah itu ultah, my first salary in Bali (hi-hi), bahkan ulangtahun pernikahan, saya dan keluarga lebih senang makan malam di Jimbaran.. Dan favorit kami adalah CafĂ© Menega….
Allah menciptakan pulau bali untuk bener-benar dinikmati.. every inch of it.
Bali is so perfect to me.... tempat paling sempurna untuk suatu kehidupan... Dan di Bali, My Phrayata was born (he is snow 2,5 years).
Until this very moment, Bali is still so perfect to me........
(dengan kesedihan yang sangat mendalam atas berbagai kejadian di pulau dewata)
Monday, April 11, 2005
Seminar untuk Hari Kartini
Mau ngadain seminar lagi nih.. kali ini dalam rangka Hari Kartini. Pembicaranya tetap, dari Telkom Training Centre Makassar. Topiknya juga tetap seputar optimalisasi diri. Karena dalam rangka hari Kartini dan yang ngadain organisasi ibu-ibu jadi judulnya menjadi: Brainware Management. Optimalisasi Diri Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga. Sebenernya ini bisa dibilang proyek sumbangan.. gimana engga sumbangan.. pembicaranya gratis.. fasilitas semua pinjeman termasuk infokus yang minjem dari kantor suami. Tapi rencananya kali ini mau minta sponsor ke Telkom Flexi buat jadi sponsor tunggal. Kebalikannya, saya ngejanjiin akan buat spanduk dan undangan dengan logo flexi.. trus mereka juga boleh masang umbul-umbul. Surat dan proposalnya udah disiapin, suami udah kirim e-mail ke “sasaran” he-he minta appointment. Mudah-mudahan bisa dikabulin ya.. kalo engga ya harus ngejalanin Plan B. Yaitu, ngajak penerbit Mizan buat bikin bursa buku, trus mereka diminta bikinin spanduk 2 lembar. Sewa gedung bisa dapet dari penjualan tiket ke beberapa ‘sasaran’.
Niat baik pasti selalu ada jalan kok… mudah-mudahan aja peringatan hari kartininya jadi agak beda sedikit; daripada lomba melulu…. Kasian kan Ibu Kartini kalo hanya dikenang dengan sekedar berlomba ria.
Niat baik pasti selalu ada jalan kok… mudah-mudahan aja peringatan hari kartininya jadi agak beda sedikit; daripada lomba melulu…. Kasian kan Ibu Kartini kalo hanya dikenang dengan sekedar berlomba ria.
Monday, April 04, 2005
Pengalaman Pergi Haji 2005
Pengalaman berhaji tidak pernah sama bagi setiap orang, bahkan bagi 2 juta jemaah haji pun, masing-masing mempunyai pengalaman yang berbeda satu sama lainnya. Dalam tulisan ini saya hanya ingin sedikit berbagi pengalaman emosional saya saat melaksanakan ibadah haji th. 2005 ini.
Pelaksanaan ibadah kerap diiringi dengan berbagai perasaan yang berkecamuk.
Perasaan emosional pertama yang saya alami adalah ketika pertama kali melihat Masjidil Haram dan Ka’bah yang begitu agung pada suatu dinihari sebelum saya dan suami memulai Thawaf Qudum, yakni Thawaf selamat datang. Saat itu tubuh saya bergetar, saya berhenti sejenak, Subhanallah… ucap saya sambil mengusap wajah. Selama berada di Mekkah, entah mengapa saya sangat menikmati pelaksanaan Thawaf mengelilingi Ka’bah ini, meskipun untuk itu setiap pagi saya harus bangun jam 2.30 dinihari. Saya sangat menikmati berada dalam satu aliran manusia yang berpusar pada satu titik, melebur dengan ribuan manusia, berdesakan, terdorong dan tanpa identitas.
Selama pelaksanaan haji, entah berapa sering saya menangis.
Saya menangis ketika suatu saat yang tanpa diduga, pada saat saya akan memulai tawaf, suatu kelapangan dan kemudahan membawa saya langsung ke multazam, bagian dinding Ka’bah antara Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah. Sesorang berpakaian putih dan bersorban merah, menarik beberapa laki-laki yang ada didepan saya dan serta merta memberi jalan kepada saya dan seorang teman untuk langsung sampai di tempat itu. Perasaan yang sangat luar biasa tatkala kedua telapak tangan ini dapat menempel di dinding tersebut. Beberapa saat saya hanya bisa menangis sambil mengucapkan kebesaran Allah….sampai seseorang meneriaki kami “berdoa! tempelkan pipi kanan ke dinding Ka’bah!” sambil menangis dan menempelkan pipi ke dinding multazam sayapun berdoa…
Saya juga kerap menangis ketika memanjatkan doa dibelakang Makam Ibrahim. Doa untuk anak-anak, keluarga, teman-teman dekat, kaum muslimin dan kerabat. Banyak yang menitipkan doanya, ada yang memohon untuk segera diberi keturunan, ada yang memohon untuk kelancaran usaha, dientengkan jodoh dan agar mendapat panggilan kembali untuk beribadah haji. Salah satu doa yang saya panjatkan adalah untuk seorang karyawan di Apotik Guardian Hero supermarket, sebut saja namanya Arman. Saat saya membeli masker, karyawan itu mendoakan saya semoga menjadi haji yang mabrur, dan dia pun meminta saya untuk mendoakannya semoga mendapat panggilan berhaji. Melihat kesungguhannya, sayapun mencatat namanya dalam nota kecil saya dan kemudian bersungguh-sungguh mendoakannya. Semoga Allah mendengar doa saya.
Saya kembali menangis ketika akhirnya diberi kesempatan untuk shalat 2 rakaat dan berdoa di Raudhah. Tempat dimana dulu Nabi biasa membacakan wahyu dan mengajarkan al-Islam kepada sahabat dekatnya, “Antara kamarku dan mimbarku terletak satu bagian dari taman surga”. Tak heran orang sangat berlomba untuk bisa ikut “menimati surga” yang ditandai dengan bentangan karpet hijau ini. Akibatnya, sangat sulit untuk sampai ketempat ini, perlu berdesakan, saling dorong, saling sikut, berhimpitan, terinjak bahkan kehabisan oksigen! Saat itu saya merasa begitu berkecil hati untuk dapat mampu berjuang sedemikian berat, apalagi suami saya memperingatkan supaya tidak terlalu memaksakan diri. Sayapun pasrah, tetapi hati kecil ini sangat ingin untuk bisa sampai ke raudhah. “Ya Allah, saya sudah sampai ditempat ini, ijinkanlah saya juga untuk bisa mengunjungimu di raudhah”. Satu pagi, dengan ijin suami, saya ikut salah sorang pembimbing kami. Sebagian teman sudah lebih dahulu mencapai Raudhah, ada yang mengantri dari subuh, ada yang pulang dengan kusut masai, bahkan ada yang shallat diatas kaki orang lain! Tapi mereka sangat bahagia, dan itulah yang membuat hati kecil ini”iri” dengan keberhasilan yang penuh perjuangan itu. Alhamdullilah pagi itu saya dan anggota rombongan diberi kemudahan oleh Allah SWT. Kami mendapat perlakuan yang sangat khusus sehingga tidak perlu berdesakan.
Dan ketika akhirnya sayapun dapat shallat 2 rakaat dan berdoa di karpet hijau raudhah… Subhanallah….. Kenikatan berada ditempat itu tidak bisa menahan saya untuk tidak menangis.. Saya merasa sangat takjub. Inikah kenimatan surga yang Engkau janjikan bagi umatMu?
Di Padang Arafah, ketika saya menghiba pengampunan , kembali saya menangis. “Ketika engkau melihat beribu-ribu manusia dari berbagai bangsa dan bahasa yang berbeda berkumpul bersama-sama, engkau akan ingat akan hari dikumpulkannya manusia pada hari kebangkitan.” (Al-Ghazali)
Perasaan-perasaan haru, syukur, dan berbagai rasa yang campur menjadi satu itulah yang kerap terwujud dalam tangis. Untungnya, tidak ada larangan untuk menagis, lebih-lebih untuk tangis bahagia dan syukur serta tangis kesadaran akan hakikat manusia sebagai mahluk yang “tanpa daya”.
Tetapi saya tidak menangis pada saat melaksanakan thawaf wada’ (thawaf perpisahan) sebelum meninggalkan Mekkah. Seperti saya ungkapkan sebelumnya, saya sangat menikmati ‘prosesi’ thawaf, melebur diri dalam satu aliran putaan arus lautan manusia. Perasaan saya sat itu hanyalah bahagia… rasanya seperti saya akan kembali ketempat itu lagi suatu hari nanti. Insya Allah….
Pelaksanaan ibadah kerap diiringi dengan berbagai perasaan yang berkecamuk.
Perasaan emosional pertama yang saya alami adalah ketika pertama kali melihat Masjidil Haram dan Ka’bah yang begitu agung pada suatu dinihari sebelum saya dan suami memulai Thawaf Qudum, yakni Thawaf selamat datang. Saat itu tubuh saya bergetar, saya berhenti sejenak, Subhanallah… ucap saya sambil mengusap wajah. Selama berada di Mekkah, entah mengapa saya sangat menikmati pelaksanaan Thawaf mengelilingi Ka’bah ini, meskipun untuk itu setiap pagi saya harus bangun jam 2.30 dinihari. Saya sangat menikmati berada dalam satu aliran manusia yang berpusar pada satu titik, melebur dengan ribuan manusia, berdesakan, terdorong dan tanpa identitas.
Selama pelaksanaan haji, entah berapa sering saya menangis.
Saya menangis ketika suatu saat yang tanpa diduga, pada saat saya akan memulai tawaf, suatu kelapangan dan kemudahan membawa saya langsung ke multazam, bagian dinding Ka’bah antara Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah. Sesorang berpakaian putih dan bersorban merah, menarik beberapa laki-laki yang ada didepan saya dan serta merta memberi jalan kepada saya dan seorang teman untuk langsung sampai di tempat itu. Perasaan yang sangat luar biasa tatkala kedua telapak tangan ini dapat menempel di dinding tersebut. Beberapa saat saya hanya bisa menangis sambil mengucapkan kebesaran Allah….sampai seseorang meneriaki kami “berdoa! tempelkan pipi kanan ke dinding Ka’bah!” sambil menangis dan menempelkan pipi ke dinding multazam sayapun berdoa…
Saya juga kerap menangis ketika memanjatkan doa dibelakang Makam Ibrahim. Doa untuk anak-anak, keluarga, teman-teman dekat, kaum muslimin dan kerabat. Banyak yang menitipkan doanya, ada yang memohon untuk segera diberi keturunan, ada yang memohon untuk kelancaran usaha, dientengkan jodoh dan agar mendapat panggilan kembali untuk beribadah haji. Salah satu doa yang saya panjatkan adalah untuk seorang karyawan di Apotik Guardian Hero supermarket, sebut saja namanya Arman. Saat saya membeli masker, karyawan itu mendoakan saya semoga menjadi haji yang mabrur, dan dia pun meminta saya untuk mendoakannya semoga mendapat panggilan berhaji. Melihat kesungguhannya, sayapun mencatat namanya dalam nota kecil saya dan kemudian bersungguh-sungguh mendoakannya. Semoga Allah mendengar doa saya.
Saya kembali menangis ketika akhirnya diberi kesempatan untuk shalat 2 rakaat dan berdoa di Raudhah. Tempat dimana dulu Nabi biasa membacakan wahyu dan mengajarkan al-Islam kepada sahabat dekatnya, “Antara kamarku dan mimbarku terletak satu bagian dari taman surga”. Tak heran orang sangat berlomba untuk bisa ikut “menimati surga” yang ditandai dengan bentangan karpet hijau ini. Akibatnya, sangat sulit untuk sampai ketempat ini, perlu berdesakan, saling dorong, saling sikut, berhimpitan, terinjak bahkan kehabisan oksigen! Saat itu saya merasa begitu berkecil hati untuk dapat mampu berjuang sedemikian berat, apalagi suami saya memperingatkan supaya tidak terlalu memaksakan diri. Sayapun pasrah, tetapi hati kecil ini sangat ingin untuk bisa sampai ke raudhah. “Ya Allah, saya sudah sampai ditempat ini, ijinkanlah saya juga untuk bisa mengunjungimu di raudhah”. Satu pagi, dengan ijin suami, saya ikut salah sorang pembimbing kami. Sebagian teman sudah lebih dahulu mencapai Raudhah, ada yang mengantri dari subuh, ada yang pulang dengan kusut masai, bahkan ada yang shallat diatas kaki orang lain! Tapi mereka sangat bahagia, dan itulah yang membuat hati kecil ini”iri” dengan keberhasilan yang penuh perjuangan itu. Alhamdullilah pagi itu saya dan anggota rombongan diberi kemudahan oleh Allah SWT. Kami mendapat perlakuan yang sangat khusus sehingga tidak perlu berdesakan.
Dan ketika akhirnya sayapun dapat shallat 2 rakaat dan berdoa di karpet hijau raudhah… Subhanallah….. Kenikatan berada ditempat itu tidak bisa menahan saya untuk tidak menangis.. Saya merasa sangat takjub. Inikah kenimatan surga yang Engkau janjikan bagi umatMu?
Di Padang Arafah, ketika saya menghiba pengampunan , kembali saya menangis. “Ketika engkau melihat beribu-ribu manusia dari berbagai bangsa dan bahasa yang berbeda berkumpul bersama-sama, engkau akan ingat akan hari dikumpulkannya manusia pada hari kebangkitan.” (Al-Ghazali)
Perasaan-perasaan haru, syukur, dan berbagai rasa yang campur menjadi satu itulah yang kerap terwujud dalam tangis. Untungnya, tidak ada larangan untuk menagis, lebih-lebih untuk tangis bahagia dan syukur serta tangis kesadaran akan hakikat manusia sebagai mahluk yang “tanpa daya”.
Tetapi saya tidak menangis pada saat melaksanakan thawaf wada’ (thawaf perpisahan) sebelum meninggalkan Mekkah. Seperti saya ungkapkan sebelumnya, saya sangat menikmati ‘prosesi’ thawaf, melebur diri dalam satu aliran putaan arus lautan manusia. Perasaan saya sat itu hanyalah bahagia… rasanya seperti saya akan kembali ketempat itu lagi suatu hari nanti. Insya Allah….
Saturday, March 26, 2005
Subscribe to:
Posts (Atom)