Tuesday, October 25, 2005

Sekolah Tanpa Perasaan

It is about a school. Di Makassar nama Athirah sebagai sebuah yayasan penyelenggara pendidikan cukup diminati orangtua yang berharap anak-anak mereka memperoleh pendidikan yang baik dan setara dengan pendidikan yang diperoleh di Pulau Jawa. In my opinion, kualitas sekolah yang dimiliki oleh keluarga Kalla ini ya lumayan lah mengingat tandingannya pun tidak ada kecuali sekolah-sekolah non muslim seperti Rajawali dan Dian Harapan.

It is about emotion. Pada saat saya di Bali (selalu ya cerita Bali), anak-anak sekolah disebuah SD Islam terpadu yang pulangnya jam 4. Sekolahnya sederhana, guru-gurunya sangat ramah. I feel secure.. sepertinya saya menitipkan anak-anak to the right person. Anak-anak saya juga happy.. engga pernah mengeluh bosan. Pada saat walikelas mereka melahirkan, semua siswa urunan beli kado dan dateng kerumah bu guru.. malah ada siswa yang bikin puisi untuk ibu guru. Kalau ada siswa sakit pasti temen-temennya nengok, bawa apel, jeruk dan pear… Once again I feel secure. Ilmu berkehidupan sosial memang bukan sekedar teori…

It is about empathy. Tadi malam salah seorang rekan suami saya dan tetangga kami meninggal dunia karena sakit dan subuhnya diberangkatkan ke Surabaya dengan pesawat terpagi termasuk seluruh anggota keluarga. Paginya saya informasikan kesekolah berita duka ini. Sepertinya engga ada reaksi, kepergian seorang ayah dari seorang siswi kelas 2 SD is not a big deal!! Waktu ketemu kepsek, saya ulangi lagi informasi itu, beliau sepintas menanyakan ke guru apakah ada yang melayat. Tidak ada…. So it is realy not a big deal!!
Sekolah tanpa perasaan.

Thursday, October 06, 2005

Why I Love Bali So Much

Mungkin saya adalah satu diantara jutaan orang yang sangat mencintai Pulau Bali. Dan saya juga satu diantara jutaan orang yang sangat beruntung pernah mengenyam kehidupan disana.
Bali is so perfect to me, the nature, the people, the culture, the food... everything seems so perfect. Rasanya semua hal bisa diperoleh di pulau indah itu. Bangun pagi, jogging keliling monumen puputan mandala, disekelilingnya banyak penjual bubur kacang ijo gerobak, serabi solo, bubur ayam, lontong kari (so lovely,, I enjoy every second of it), sabtu pagi kadang saya dan suami jalan menyusuri pasir pantai kuta kemudian nongkrong di depan hardrock cafe makan nasi bungkus seharga 2500 rupiah sambil memandangi pantai kuta. Sore-sore kala weekend, ritual sekeluarga pergi ke Kuta Galeria tempat paling favoritnya untul sekeluarga ya Gramedia dan Disc Tarra of course, lucunya sebelum pulang belum lengkap kalo tidak mampir dies teller 77. Kalo mau makan-makan syukuran entah itu ultah, my first salary in Bali (hi-hi), bahkan ulangtahun pernikahan, saya dan keluarga lebih senang makan malam di Jimbaran.. Dan favorit kami adalah CafĂ© Menega….
Allah menciptakan pulau bali untuk bener-benar dinikmati.. every inch of it.
Bali is so perfect to me.... tempat paling sempurna untuk suatu kehidupan... Dan di Bali, My Phrayata was born (he is snow 2,5 years).
Until this very moment, Bali is still so perfect to me........

(dengan kesedihan yang sangat mendalam atas berbagai kejadian di pulau dewata)